News

Melirik Pengrajin Miniatur Kapal Phinisi di Pariaman

ayokepariaman.id-Ditangan terampil seorang Bahtiar, limbah kayu disulap menjadi miniatur kapal Phinisi yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Kendatipun demikian pria berumur 55 tahun itu masih terkendala dalam pemasaran hasil karyanya. Pasalnya, selama ini miniatur kapal Phinisi buatannya hanya dibuat jika ada yang memesan saja.

“Ya, kebanyakan yang beli kapal ini, tahunya dari mulut ke mulut saja, sehingga hanya sedikit yang memesan miniatur kapal ini,” ujarnya saat di temui di Kedainya, Pantai Cermin, Kelurahan Pasir Lohong, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman, beberapa waktu lalu.

 

Menurut Bahtiar, ide untuk mengolah limbah atau potongan kayu tersebut, menjadi miniatur kapal Phinisi muncul karena ingin memanfaatkan limbah dari kayu jenis Basung yang banyak ditemui di daerah Kampung Dalam, Padang Pariaman. Potongan kayu tersebut dibeli seharga Rp 200 ribu perbecaknya.

“Awalnya, cuma coba-coba saja ingin membuat kapal mainan dari kayu itu menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual, eh ternyata pelanggan yang makan dan minun dikedai banyak yang bilang unik dan suka,” sebut pria berkulit sawo matang itu.

Miniatur kapal Phinisi buatannya yang terbuat dari kayu basung ini berukuran kurang lebih 50cm x 15cm. Satu kapal dijual Rp 750 ribu.

 

“Kapal di buat setiap kali di pesan pembeli, jika tak ada pembeli, kapal tidak saya buat dibuat, jika order sepi sekali dapat pesanan harga 750 ribu itu bisa juga saya turunkan,” katanya.

Setiap bulannya, ditambahkan Bahtiar, kapal buatannya terjual dua hingga tiga kapal saja, dan yang mesan miniatur kapalnya rata-rata dari luar Pariaman. Kebanyakan pemesan dapat informasi dari orang rantau asal Pariaman.

“Namun, ada juga yang beli itu orang Pariaman yang dirantau,” katanya.

Saat ini, diakui Bahtiar produk kerajinan miniatur kapal Phinisi buatannya terkendala dalam hal pemasaran dan modal.

“Cita-cita saya ingin membuat galery di kawasan pantai Pariaman, dan memasarkan miniatur kapal ini ke berbagai daerah, minimal untuk Sumbar saja,” terangnya.

Menurut dia, menekuni kerajinan miniatur kapal tidak perlu pendidikan khusus, bahkan orang yang tidak berbakat dalam seni kerajinan juga mampu mengerjakannya. Kuncinya hanya, kemauan keras dan pantang menyerah.

“Kerja keras dan motivasi tinggi jauh lebih berarti dari pada pendidikan tinggi tapi tidak melakukan apa-apa.” imbuhnya. (Pi)

 

Berikan Komentar Dunsanak !
iklan_web
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top