ayokepariaman.id-Monumen TNI AL Pariaman merupakan salah satu spot wisata budaya dan sejarah yang ada di Kota Pariaman. Banyak mungkin yang bertanya kenapa dibangun monumen perjuangan TNI AL di Pariaman, yuk kita flashback sejarahnya.
Pada tanggal 08 Maret 1946, Mayor Soelaiman diperintahkan oleh Komandan Divisi III Banteng (yang kemudian menjadi Divisi IX Banteng) dengan diberi pangkat Mayor untuk menggantikan Nizarwan sebagai Komandan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) -Laut di Ampang pulai dan sebagai Kepala Stafnya Kapten Anwar Maradewa.
Setelah serah terima, Mayor Soelaiman langsung mengumumkan bahwa Markas Komando TKR Laut Sumatera Tengah segera dipindahkan ke Pariaman sesuai dengan Perintah Komandan Divisi IX Banteng Bukittinggi.
Dipilihnya Pariaman sebagai Markas Besar Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Sumatera Tengah setelah melalui berbagai pertimbangan. Pariaman dinilai memiliki kelebihan antara lain :
Letaknya sangat strategis, dekat dengan Markas Komando Divisi IX Banteng di Bukittinggi.
Dekat dengan sumber barang ekspor Sumatera Tengah seperti kopra, cengkeh, karet, kulit manis, rotan, kayu dan peternakan babi di Mentawai.
Fasilitas yang ada di Pariaman lebih baik daripada di Ampangpulau Pesisir Selatan, karena dari dulu adalah salah satu pelabuhan di pesisir Sumatera Barat. Sejak itu terkenalah Pariaman sebagai Markas Angkatan Laut Pangkalan Besar Pariaman. Sejarah Singkat keberadaan Angkatan Laut di Kota Pariaman pada waktu perjuangan mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia dari serangan bangsa Belanda yang ingin kembali menjajah negeri ini.
Nah dengan sejarah seperti ini wajar rasanya, di Pantai Gandoriah dibangun Monumen Perjuangan TNI AL, sebagai bukti Pantai Pariaman menjadi saksi bisu perjuangan pahlawan dimasa lalu. (*)