ayokepariaman.id-Prosesi ritual Pesona Hoyak Tabuik 2018 memasuki gelaran ketiga, keempat, dan kelima yakni Maatam, Maradai, dan Maarak Jari-jari. Prosesinya dilaksanakan, Senin 17 September 2018 sekitar pukul 13.00-23.00.
Ketiga tradisi tersebut dilakukan setiap tanggal 7 muharam dalam penanggalan kalender hijriah di kedua rumah tabuik secara berlanjut dan puncaknya terjadi perselisihan (Basalisiah) di Simpang Kampung Cino (Simpang Tugu Tabuik) setelah sholat Isya.
Maatam merupakan sebuah prosesi yang menggambarkan kesedihan masyarakat atas pembantaian yang di alami oleh Husain bin Ali saat perang Karbala.
Prosesi ini dilakukan dengan mengitari replika kuburan Husain bin Ali dengan iring-iringan Gandang tasa dengan lagu atau irama Maatam. Dilaksanakan usai sholat Dzuhur di masing-masing rumah Tabuik.
Maradai merupakan suatu prosesi mengumpulkan harta benda dari masyarakat yang bertujuan untuk membantu pembuatan dan pembiayaan Tabuik.
Prosesi Maradai ini juga dilaksanakan tanggal 7 muharam. Prosesi ini dilaksanakan sore hari dengan iring-iringan oleh masing-masing kelompok Tabuik.
Penutup atau puncak dari prosesi pembuatan Tabuik di tanggal 7 Muharam ini yakni, Maarak Jari-jari.
Tradisi Maarak Jari-jari merupakan arak-arakan yang dilakukan oleh masing-masing kelompok Tabuik dengan melintasi berbagai kampung di dalam Nagari Pasa dan Subarang,
Ketika kedua iring-iringan kelompok Tabuik hendak kembali ke Rumah Tabuik masing-masing, kedua kelompok saling berselisih di Simpang Tugu Tabuik.
Hal itu akan mengundang pertengkaran yang menyebabkan terjadinya pertikaian antar kelompok. Situasi keributan dan pertengkaran antar kelompok tersebut mengambarkan perang di Padang Karbala. (AS)