ayokepariaman.id- Walikota Pariaman Mukhlis Rahman meradang dengan ungkapan yang dihembuskan sejumlah kalangan yang menyebut budaya Tabuik Pariaman haram karena ada kaitan dengan budaya Syiah.
Pandangan budaya Tabuik haram tersebut, menurut orang nomor satu di Pariaman itu, sudah keliru karena budaya Tabuik Pariaman murni iven budaya dan tidak ada sangkut pautnya dengan budaya Syiah.
“Kita harus menggaris bawahi, ungkapan tabuik adalah tradisi syiah. Mereka tidak paham karena budaya Tabuik Pariaman merupakan iven budaya untuk menunjang program wisata Pariaman,” ujar Mukhlis saat berpidato dalam puncak perayaaan Pesona Budaya Hoyak Tabuik, Minggu, 23 September 2018 di Pantai Gandoriah.
Ditegaskan Walikota, kalau ada kalangan yang beranggapan budaya Tabuik Pariaman merupakan budaya agama tertentu, bisa dikatakan mereka merupakan orang-orang yang iri dengan gelaran pesta rakyat yang sangat dikenal tersebut.
“Ya, saya bisa katakan orang itu syirik dan iri dengan budaya Tabuik Pariaman,” tegas Pria yang sudah dua periode menjadi Walikota Pariaman tersebut.
Kata Mukhlis, isu tersebut sepertinya sengaja dihembuskan setiap tahun saat gelaran iven budaya Tabuik sedang berlangsung. Hal ini, justru akan merugikan pemerintah Pariaman dalam mempromosikan iven kebanggaan rang Pariaman itu ke wisatawan nusantara ataupun wisatawan mancanegara.
Diakui Mukhlis, iven budaya Tabuik awalnya memang di adaptasi dari peristiwa Perang Karbala yang melibatkan Yazid bin Muawiyah bin Abu Sufyan dan Husain bin Ali cucu Nabi Muhammad SAW.
“Namun di Pariaman, prosesinya dijadikan iven budaya yang disesuaikan dengan kultur dan budaya masyarakat Pariaman. Sehingga saat ini Tabuik bukan lagi terkait dengan aliran Islam tertentu,” kata Mukhlis.
Pelaksanaan Tabuik, dipaparkan Mukhlis terbukti cukup besar pengaruhnya terhadap perekonomian masyarakat Kota Pariaman sehingga juga berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (AS/pic:j)
